Tuesday, July 26, 2011

Sukawana, Bandung: Gunung, Awan, dan Perkebunan



"Sebelum puasa gue harus..... "

Seperti kebanyakan orang, sebelum memasuki bulan puasa biasanya punya banyak rencana. Mulai dari beres-beres rumah, puas-puasin makan enak, mabok-mabokan (astagfirullah), dan lain sebagainya. Tapi titik-titik diatas gue isi dengan: jalan-jalan. Statement itu pun keluar di awal bulan ini "Pokoknya sebelum puasa gue harus jalan-jalan dulu. Kemana kek, yang penting nyari udara segar sambil berkendara."

Sang pacar ternyata sudah punya rencana lain, dia plesiran ke Vietnam bareng keluarganya. Jadi, gue gak mungkin sendirian. Walhasil, bersama teman-teman dari forum sebelah akhirnya kita memutuskan untuk jalan ke Sukawana Bandung.

Sebelumnya pernah sih mendengar nama Sukawana, tapi nggak tau persis dimana. Setau gue sih Sukawana itu jalan tembus lewat hutan ke arah Lembang, Bandung. Biasanya buat trekking, biking, motor-crossing dan offroad. Dengan kondisi trek yang sulit lebih tepatnya. Bahkan dari informasi yang di dapat ada orang yang semalaman baru bisa keluar hutan karena hujan.

Dengan modal nekat, logistik yang cukup, dan berserah diri kepada Tuhan, akhirnya Jumat 22 Juli 2011 rombongan berangkat dari Jakarta. 8 mobil jenis Suzuki bermarga Jimny ini bermalam di daerah Sariwangi, Bandung dan baru memulai aktivitasnya jam 10 pagi di hari Sabtu 23 Juli 2011.

Untuk masuk ke Sukawana, harus menuju arah Parompong, setelah Universitas Advent, nanti 100 meter akan melewati pasar, nah setelah pasar nanti di sebelah kiri ada plang "Perkebunan Nusantara Sukawana". Nah, masuk disitu, kita akan dimintain tiket masuk, kemarin sih 5000 perak per mobil.

Hawa sejuk, hamparan kebun teh, dan pemandangan Tangkuban Perahu jadi menu utama. Ini baru namanya cuci mata. Kondisi jalan makin keatas aspalnya mulai berganti menjadi jalan berbatuan. Dan kemudian, batu-batu ini habis dan berganti dengan tanah.


Pintu Masuk Sukawana



Jalan Mulai Habis


Gunung, Awan, Kebun


Mulai Tanah


Brum!



Hutan


Makin ke atas, suasana kebun teh berganti hutan pinus. Jalanan semakin mengecil, semak-semak makin rimbun dan jalan tanah berganti dengan genangan air.

Mulai Seram


Dan ketemu air





Ternyata Tuhan sedang berbaik hati, hari itu cerah, tidak hujan. Karena kalau hujan. Wah beneran kejadian bermalam di hutan. Cukup 3 jam perjalanan menuju cek poin terakhir. Dan di cek poin ini kita makan siang terlebih dahulu.

Memasak


Istirahat


Perjalanan dilanjutkan kembali, sesekali kita mendapatkan pemandangan kota Bandung dari atas bukit. Jalanan mulai menurun dan pohon pinus berganti dengan pohon karet. Nggak sampai 2 jam kami keluar dari Sukawana dan menemukan jalan aspal tembus di Lembang.

Overheat


Hutan Karet


Kota Bandung dari Atas


Cukup menyenangkan karena bisa menemukan sisi Bandung yang lain. Nggak Dago-Cihampelas-Cipaganti-PVJ melulu. Kalo mesin rada beres lagi, balik lagi ah kesana.

Oke, tadi diatas adalah cerita serunya.


Yang gak serunya ketika pulang dan magrib menjelang, beberapa dari kami melihat hal-hal yang janggal... Gak usah diceritain deh, soalnya gue juga takut.

Tadinya yang mau stay semalam lagi, akhirnya kita memutuskan untuk pulang ke Jakarta. Yah lumayan , plesiran sebelum puasa.

Sampai jumpa lagi di seri plesiran berkendara berikutnya!












**foto: Aulia Naratama - Blackberry 8530, Mr. Bravie Es Be dan Dawam Darussalam

Sukawana, Bandung: Gunung, Awan, dan Perkebunan



"Sebelum puasa gue harus..... "

Seperti kebanyakan orang, sebelum memasuki bulan puasa biasanya punya banyak rencana. Mulai dari beres-beres rumah, puas-puasin makan enak, mabok-mabokan (astagfirullah), dan lain sebagainya. Tapi titik-titik diatas gue isi dengan: jalan-jalan. Statement itu pun keluar di awal bulan ini "Pokoknya sebelum puasa gue harus jalan-jalan dulu. Kemana kek, yang penting nyari udara segar sambil berkendara."

Sang pacar ternyata sudah punya rencana lain, dia plesiran ke Vietnam bareng keluarganya. Jadi, gue gak mungkin sendirian. Walhasil, bersama teman-teman dari forum sebelah akhirnya kita memutuskan untuk jalan ke Sukawana Bandung.

Sebelumnya pernah sih mendengar nama Sukawana, tapi nggak tau persis dimana. Setau gue sih Sukawana itu jalan tembus lewat hutan ke arah Lembang, Bandung. Biasanya buat trekking, biking, motor-crossing dan offroad. Dengan kondisi trek yang sulit lebih tepatnya. Bahkan dari informasi yang di dapat ada orang yang semalaman baru bisa keluar hutan karena hujan.

Dengan modal nekat, logistik yang cukup, dan berserah diri kepada Tuhan, akhirnya Jumat 22 Juli 2011 rombongan berangkat dari Jakarta. 8 mobil jenis Suzuki bermarga Jimny ini bermalam di daerah Sariwangi, Bandung dan baru memulai aktivitasnya jam 10 pagi di hari Sabtu 23 Juli 2011.

Untuk masuk ke Sukawana, harus menuju arah Parompong, setelah Universitas Advent, nanti 100 meter akan melewati pasar, nah setelah pasar nanti di sebelah kiri ada plang "Perkebunan Nusantara Sukawana". Nah, masuk disitu, kita akan dimintain tiket masuk, kemarin sih 5000 perak per mobil.

Hawa sejuk, hamparan kebun teh, dan pemandangan Tangkuban Perahu jadi menu utama. Ini baru namanya cuci mata. Kondisi jalan makin keatas aspalnya mulai berganti menjadi jalan berbatuan. Dan kemudian, batu-batu ini habis dan berganti dengan tanah.


Pintu Masuk Sukawana



Jalan Mulai Habis


Gunung, Awan, Kebun


Mulai Tanah


Brum!



Hutan


Makin ke atas, suasana kebun teh berganti hutan pinus. Jalanan semakin mengecil, semak-semak makin rimbun dan jalan tanah berganti dengan genangan air.

Mulai Seram


Dan ketemu air





Ternyata Tuhan sedang berbaik hati, hari itu cerah, tidak hujan. Karena kalau hujan. Wah beneran kejadian bermalam di hutan. Cukup 3 jam perjalanan menuju cek poin terakhir. Dan di cek poin ini kita makan siang terlebih dahulu.

Memasak


Istirahat


Perjalanan dilanjutkan kembali, sesekali kita mendapatkan pemandangan kota Bandung dari atas bukit. Jalanan mulai menurun dan pohon pinus berganti dengan pohon karet. Nggak sampai 2 jam kami keluar dari Sukawana dan menemukan jalan aspal tembus di Lembang.

Overheat


Hutan Karet


Kota Bandung dari Atas


Cukup menyenangkan karena bisa menemukan sisi Bandung yang lain. Nggak Dago-Cihampelas-Cipaganti-PVJ melulu. Kalo mesin rada beres lagi, balik lagi ah kesana.

Oke, tadi diatas adalah cerita serunya.


Yang gak serunya ketika pulang dan magrib menjelang, beberapa dari kami melihat hal-hal yang janggal... Gak usah diceritain deh, soalnya gue juga takut.

Tadinya yang mau stay semalam lagi, akhirnya kita memutuskan untuk pulang ke Jakarta. Yah lumayan , plesiran sebelum puasa.

Sampai jumpa lagi di seri plesiran berkendara berikutnya!












**foto: Aulia Naratama - Blackberry 8530, Mr. Bravie Es Be dan Dawam Darussalam